Archive for Oktober 2012

IBLIS pun ber-Tauhid

Senin, 29 Oktober 2012
Posted by A. Hakam
SEMUA orang tahu bahwa Tauhid adalah aqidah utama bagi orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena tanpa tauhid, kita tergelincir ke dalam kesyirikan – menyekutukan Allah – dengan sesuatu yang lain. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menolak taubat musyrikin, yaitu orang yang hingga menjelang ajalnya masih memiliki berhala dihatinya. Salah satu penyebabnya, karena dia – musyrikin – tidak menghiraukan adab dalam muamalah. Apa yang ada dibenak anda saat ini tentang kalimat: LillahiTa’ala?
Tahukan anda bahwa kalimat Lillahi Ta’ala itu bermakna bahwa perbuatan kita, pekerjaan kita, keinginan kita haruslah karena dan kepada Allah saja, bukan karena suatu hal yang lain. Artinya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghendaki kita agar bermuamalah secara benar.
Mari kita tengok di sekitar kita, berapa banyak orang yang hanya mencukupkan diri mereka dengan urusan tauhid saja, urusan ibadah ritual saja. Sedangkan urusan muamalah, agak rusak, karena mereka banyak yang tak paham. Jadi bagaimana mungkin mereka dapat melaksanakan muamalah secara benar? Apalagi bertauhid dengan benar?
Tengoklah Syahadat kita – ikrar kita yang mengatakan: “ Aku bersaksi Tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu Utusan Allah”. Yang kita artikan bahwa: Tiada Tuhan selain Allah, Tiada Satu pun sekutu bagi Nya, hanya Allah yang patut kita sembah serta Ibadahi. Nabi MuhammadShalallahu ‘Alaihi Wassalam itu hanyalah hamba Allah, dan Utusan Allah, dan kita mengikuti risalahnya. Karenanya kita menyakini dan sepakat untuk menegakan Rukun Iman, dan Rukun Islam dalam hidup kita, agar dapat mencapai ikhsan. Yaitu kesempurnaan dalam bertauhid.
Iblis Tergelincir Bukan Karena Tidak bertauhid
Banyak orang mengira bahwa Iblis dilaknat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena Iblis tidak bertauhid. Ternyata anggapan banyak orang itu Salah!
Mari kita renungkan dialog antara Malaikat dan Iblis dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala saat manusia pertama (Nabi Adam ‘Alaihis Salam) diciptakan. Sebagaimana tercantum dalam al Qur’an, Surat Al Baqarah 30-34: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:  “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Kemudian mengemukakan nya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”  Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” 
Allah berfirman; “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu.” Maka setelah diberitahukan nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
Dan (ingatlah) ketika Aku berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah (hormatlah) kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur (mengagungkan dirinya sendiri) dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir (ingkar). 
Maka dari cuplikan dialog ayat suci tadi, Iblis Laknatullah tergelincir bukan karena tidak bertauhid kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tapi karena gagal dalam bermuamalah. Dia tergelincir ke dalam syirik, justru karena dia telah memberhalakan hatinya – persangkaannya, karena dia meninggikan sendiri derajatnya (narsis), dan dia menjadi Sombong.  Maka jangan pisahkan Tauhid dengan Muamalah.
Kalimat Lillahi Ta’ala Untuk Menyempurnakan Muamalah
Hubungan di antara sesama makhluk Allah adalah muamalah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala membuat aturan hukum dalam hubungan itu. Muamalah mencakup semua segi kehidupan, mulai dari; akhlaq, akad-akad, perundingan, jual beli, hutang-piutang, hudud (pidana), perang, kepemilikan, kekuasaan, politik (siasat), interaksi sosial budaya, pemerataan perputaran kemakmuran (ekonomi), pendidikan, kesehatan, produktifitas dan sebagainya.
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi  Wassalam telah memberikan tauladan kepada kita, bagaimana muamalah itu dapat dilaksanakan berdasarkan Sunnah (contoh). Hal ini telah dipraktekan oleh Sahabat, Tabiin, dan Tabiut Tabiin dengan sempurna. Mereka  adalah golongan Salafus Shalih yang melaksanakan muamalah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja. lebih dari itu, muamalah dalam pandangan mereka hanyalah dikerjakan karena Lillahi Ta’ala.
Kita telah diberikan kebebasan untuk memilih dalam hal bermuamalah. Silahkan saja, Anda mau ikuti muamalah Iblis – yaitu orang yang menuruti kata hatinya, pendapatnya sendiri atau syaikhnya, gurunya, dan bukan ikuti petunjuk dari Allah SWT – hingga menjadi sombong?  Atau kita ikuti muamalah yang di ajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan Sahabat untuk menegakkan sunnah, meskipun itu terkadang akan bertentangan dengan hati dan nalar kita?
Apa yang telah dianggap baik oleh Allah dan RasulNya, haruslah itu yang kita anggap baik. Dan apa yang telah dianggap buruk oleh Allah dan RasulNya, haruslah itu yang kita anggap buruk pula. Karena banyak orang terjebak untuk memilih-milih sunnah sesuai hasrat hatinya. Mereka mencintai suatu sunnah, tapi sekaligus membenci sunnah yang lain. Lalu di manakah posisi Lillahi Ta’ala di benak Anda? Semua itu adalah pilihan. Wa Allahu ‘alam.

Welcome to My Blog

Ganti Ukuran Huruf

Change size text

Translate This Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Indonesia -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -